Viral Video Ibu Cambuk Anaknya, Kesal karena Tak Paham saat Diajari Matematika.
Seorang ibu terekam kamera mencambuki anaknya yang mengerjakan tugas sekolah di rumah. Wanita ini berkali-kali memecut tubuh sang anak dengan menggunakan selang.
Dia juga berteriak penuh amarah kepada anaknya yang diduga kurang paham mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya. Peristiwa ini diketahui terjadi di Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
"Penganiayaan anak Lur, dipecuti anaknya," ucap perekam video penganiayaan tersebut dalam bahasa Jawa.
Menurut perekam, anak yang dianiaya orangtuanya tersebut adalah anak yang rajin dan penurut, tapi orangtuanya diduga mengalami kelainan. Bukan kali ini saja, perlakuan kasar terhadap korban terjadi nyaris setiap hari.
Setelah viral, Polres Malang langsung bergerak cepat mengamankan wanita berinisial MA tersebut, sang ayah dan anaknya yang diduga menjadi korban kekerasan.
"Pemeriksaan terhadap ibu, anak serta ayahnya dan beberapa orang yang mengetahui kejadian itu sudah dilakukan. Bersamaan juga kami gelar pertemuan dengan kepala desa beserta dinas terkait, untuk menangani perkara ini," kata Kapolres Malang AKBP Hendri Umar kepada wartawan.
Berdasarkan hasil interogasi, penganiayaan terjadi saat MA mengajari anaknya pelajaran matematika. Tapi, sang anak tidak memahami, diduga karena sedang capek atau ingin segera bermain.
"Jadi sudah diajarkan berkali-kali, tapi si anak tidak memahami. Kita tidak tahu kondisi psikis anak lagi bagaimana, karena capek, atau karena ingin segera bermain. Yang diajarkan matematika," ujar Hendri.
Kesal, sang ibu kemudian melecut selang ke kaki korban sebanyak tiga kali, dan menggigit tangan kanan korban satu kali.
"Dipukul pakai selang sebanyak tiga kali, dan sempat digigit tangan korban satu kali. Semua karena ibu emosi," tambahnya.
Saat penganiayaan terjadi, sang ayah rupanya berada di rumah. Dia langsung menghampiri dan menenangkan istrinya sehingga penganiayaan itu bisa berhenti.
"Ada ayahnya, langsung menenangkan si ibu dan sempat katakan 'kalau tidak bisa, nanti bisa diajari lagi'," jelas Hendri.
Kemarahan sang ibu dengan nada tinggi sambil mengumpat korban, membuat beberapa warga terusik dan ada juga yang merekam. Saat ini, pemeriksaan masih berlanjut dengan melibatkan beberapa elemen masyarakat.
"Kita libatkan dinas terkait dan kepala desa untuk menangani perkara ini. Untuk psikologi anak dalam kondisi baik, dan menyadari jika sudah melakukan kesalahan. Sang anak juga masih menyayangi ibunya," pungkasnya.